Delivering Expanded Resources for AIDS Programming Project (DERAP) – USAID
Tim CIRCLE Indonesia
- Deddy Heriyanto, Team Leader
- Galuh Andhani Ratih, Finance Officer
- Reina A, Admin Officer
- Panca Saktiyani, Gender Based Violence Specialist -DKI
- Suhendro Sugiharto, Technical Integrity Adviser – DKI
- Novitasari, Technical Integrity Consultant – DKI
- Lucky Sanjaya, Technical Integrity Consultant – DKI
- Edi Sugiarto, Community Empowerment & Advocacy Specialist – DKI
- Tengku Rodhan, Technical Integrity Consultant – Papua
- Lucia Ernie, Gender Based Violence Specialist – Papua
- Aries Setiawan, Community Empowerment & Advocacy Specialist – Papua
Latar Belakang
Indonesia termasuk negara dengan epidemi HIV terkonsenterasi, artinya pada satu atau lebih populasi kunci prevalensi HIV telah lebih besar dari 5%. Populasi kunci yang dimaksud adalah pengguna napza suntik, waria, pekerja seks serta pelanggannya serta LSL (Lelaki suka Lelaki)Program penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia telah dimulai sejak sekitar tahun 1987 dan eskalasinya meningkat di 1999 sampai sekarang dengan bantuan dana USAID, AUSAID dan Global Fund. Upaya Pemerintah dalam penanggulangan AIDS (KPA) dengan :
- Membentuk KPA ( Komisi Penanggulangan AID) sejak tahun 1994 untuk melakukan koordinasi upaya penanggulangan HIV-AIDS yang melibatkan antar kementerian tidak hanya Kementerian Kesehatan.
- PAda tahun 2013 Kemenkes meluncurkan program Strategic Use of Antiretroviral (SUFA) di beberapa kabupaten/kota. Tujuan SUFA adalah “Tercapainya target nasional perawatan klinik dan pengobatan ARV bagi ODHA, meningkatnya kepesertaan dan kepatuhan pengobatan ARV agar berdampak pada penurunan penularan HIV”.
- Pelaksanaan SUFA digabungkan dengan program LKB. Layanan Komprehensif Berkelanjutan yang diluncurkan tahun 2012. LKB adalah upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sebagai layanan terpadu dan berkesinambungan dan memberikan dukungan baik aspek manajerial, medis, psikologis maupun sosial bagi ODHA dan masyarakat. LKB melibatkan masyarakat, pihak swasta, kader, LSM, kelompok dampingan sebaya, ODHA, keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta organisasi/kelompok yang ada di masyarakat.LKB dan SUFA bertujuan:
- menurunkan jumlah kasus baru HIV
- menurunkan angka kematian
- menurunkan stigma dan diskriminasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA.
Proyek DERAP mendapat dukungan USAID untuk memperluas layanan pemerintah dalam penangulangan HIV-AIDS. DERAP mendukung pelaksanaan LKB/SUFA di tingkat kabupaten/kota melalui kerjasama dengan CSO dan jaringan kerja penyedia layanan kesehatan (Puskesmas, Klinik, RSUD). Proyek mendukung program berupa penjangkauan dan pendampingan (outreach) yang berorientasi pada :
- Peningkatan cakupan layanan tes HIV sukarela
- Mempromsoikan perilaku hidup sehat melalui pemakaian alat pencegahan penularan HIV secara konsisten (kondom dan pelicin, dan/atau alat suntik)
- Mengakses layanan pemeriksaan dan pengobatan IMS secara reguler; mengakses pengobatan ARV secara dini
- Peningkatan kepatuhan minum obat
- Mengakses tes viral load
- Pemeriksaan dan pengobatan infeksi oportunistik.
Kegiatan tim CIRCLE Indonesia:
Kerjasama CIRCLE Indonesia pada Proyek DERAP adalah memberikan asistensi teknis bagi CSO, pemerintah (terutama SKPD keseharan, puskesmas, RSUD) dan pihak swasta (klinik) di tingkat kabupaten/kota dan provinsi untuk mencapai 4 outcome. Proyek DERAP dilaksanakan di 5 wilayah DKI Jakarta dan 3 kabupaten/ kota di Papua (Wamena, Jayapura dan Timika) mulai 1 Juli 2015 sampai 9 Mei 2016.
CIRCLE Indonesia bekerja sama dengan 13 CSO yang berlokasi di DKI Jakarta dan Papua, seperti tersebut dibawah ini:
8 (delapan) CSO di DKI Jakarta:
- Yayasan Rempah
- Yayasan Anak dan Perempuan
- Yayasan Bandung Wangi
- Yayasan Srikandi Sejati
- Yayasan Karisma
- Yayasan Kusuma Buwana
- Angsa Merah
- Yayasan Inter Medika
5 (lima) CSO di Papua:
- Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kota Jayapura
- Institut Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (ICDP) Kota Jayapura Mimika
- Yayasan Caritas Timika Papua
- Yayasan Tali Kasih Wamena
- Klinik Kalvari Wamena
4 outcome proyek DERAP
- Outcome 1: Penguatan koordinasi di tingkat provinsi dan mitra kabupaten, serta persiapan mitra kabupaten dalam pelaksanaan SUFA
- Outcome 2: Peningkatan kapasitas pemerintah kabupaten dan sumber daya untuk perbaikan dan memperluas pelayanan dalam mendukung pencapaian tujuan akhir PEPFAR
- Outcome 3: Penguatan CSO-Puskesmas / rumah sakit dan klinik swasta di kabupaten/kota dalam pencegahan HIV, perawatan dan dukungan, dan pengobatan ARV.
- Outcome 4: Meningkatnya partisipasi masyarakat populasi kunci untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan peduli dalam mendukung pencegahan HIV.
Para mentor yang terdidri dari konsultan yang berpengalaman dalam isu penagggulamgan HIV-AIDS dan ahli gender telah melakukan strategi pendekatan berikut:
- Menjalin kemitraan strategis dengan Dinas Kesehatan, sebagai penanggungjawab utama SUFA dan sebagai pengawas serta pembina terhadap layanan kesehatan.
- Berkordinasi dengan KPA Provinsi dan KPA Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan penanggulangan HIV di levelnya masing-masing.
- Memperkuat SKPD-UKPD (propinsi dan Kota di DKI) dalam melakukan perencanaan program penanggulangan HIV dengan melalui kegiatan advokasi/penguatan perencanaan anggaran di tingkat distrik, audiensi awal, peyamaan persepsi rencana program kegiatan DERAP project untuk menunjang pelaksanaan rencana Fast track Jakarta City Ending AIDS epidemic 2020 Komisi Penanggulangan AIDS provinsi DKI Jakarta, Rapat koordinasi Biro Kesos – KPAP – SKPD, Lokarya KPAK – SKPD/UKPD (KPAK Jakarta Barat, KPAK Jakarta Timur, KPAK Jakarta Utara, KPAK Jakarta Selatan, Asistensi ke KPAK), Penerbitan dan sosialisasi Instruksi Walikota Jakarta Utara, penyampaian hasil lokarya ke KPAP dan Rekomendasi
- Meningkatkan jaringan lintas sektor untuk penanganan GBV (Gender Based Violence/Kekerasan Berbasis Gender) dalam isu HIV.
- Melakukan penguatan langsung kepada layanan kesehatan, untuk meningkatkan kualitas perencanaan, kualitas layanan PKM dalam hal testing, konseling dan pengobatan HIV melalui kegiatan Mini Lokakarya di Puskesmas
- Memperkuat kemitraan CSO dan Puskesmas agar terjadi kerjasama perujukan yang semakin erat dan efektif.
- Memperkuat kapasitas organisasi CSO, agar CSO meningkat kapasitasnya dalam hal tata kelola organisasi, baik dalam hal analisis data, manajemen perencanaan, manajemen SDM, dan negosiasi.
- Memperkuat CSO dalam hal kapasitas teknis layanan, diantaranya memperkuat SOP penjangkauan dan pendampingan, peningkatan kapasitas dalam pengorganisasian komunitas, asistensi CSO dalam melakukan aktivitas lapangan, memberikan edukasi pada populasi kunci, dan peningkatan partisipasi komunitas kunci untuk mendorong kebijakan dan lingkungan yang kondusif untuk pencegahan HIV dan perawatan/pengobatan Adapun kegiatan yang dilakukan untuk mendukung strategi ini adalah melakukan penjajakan kinerja organisasi dengan menggunaka tools QAQI
- Mendekatkan akses populasi kunci untuk kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Melalui Lokakarya BPJS yang mendorong pihak BPJS untuk memperjelas posisi pendanaan HIV dalam JKN, mencari peluang pembiayaan alternative pengobatan HIV. Contoh jaminan kesehatan daerah (Jakarta sehat, jamkesda, jamkespa), tindak lanjut: mendorong KAP untuk mendaftar BPJS atau mengakses alternative pembiayaan lain yang tersedia, sosialisasi JKN – BPJS dan Identitas Kependudukan bagi populasi kunciMekipun proyek DERAP sudah berakhir pada tanggal 9 Mei 2016, namun dengan terjalinnya kerjasama dengan Kementrian dan Dinas Kesehatan serta CSOs yang terkait, diharapkan kegiatan penanggulanagn HIV-AIDS di tingkat masyarakat akan tetap berlanjut.
Hingga akhir program, tim CIRCLE menyelenggarakan kegiatan (pelatihan, workshop, assessment, bimtek PKM), diluar kegiatan one on one mentoring. Jumlah partisipan yang terlibat dalam berbai kegiatan CIRCLE tersebut adalah 1789 dari CSO (722 laki-laki, 982 perempuan dan 85 transgender) , 776 dari Puskesmas (211 laki-laki, 559 perempuan dan 6 Transgender) dan 465 (200 laki-laki dan 265 perempuan) dari stakeholder lainnya (Rumah sakit, dinas kesehatan, KPAP/KPAK, dsb).
Mekipun proyek DERAP sudah berakhir pada tanggal 9 Mei 2016, namun dengan terjalinnya kerjasama dengan Kementrian dan Dinas Kesehatan serta CSOs yang terkait, diharapkan kegiatan penanggulanagn HIV-AIDS di tingkat masyarakat akan tetap berlanjut.
Tulisan Terakhir
- Di Tangan Kamu: Satu Bumi untuk Semua
- Diskusi Lingkaran Iklim #2: Upaya Adaptasi Kota di Era Global Boiling – Mendalami Fenomena Iklim dan Metode Adaptasi Iklim di Lingkungan Perkotaan.
- “Hybridity”, Dari Buku Foto hingga Film Dokumenter: Sebuah Presentasi Karya Visual yang Mengulik Isu Lingkungan melalui Beragam Lanskap Rasa
- Diskusi Lingkaran Iklim #1: Memetakan dan Memperkaya Kamus Iklim Kita untuk Diskursus Iklim yang Produktif.
- Konsolidasi Regional Komunitas di Yogyakarta dalam Menyambut Aksi Global Power Up: Transisi Untuk Solusi
Komentar Terakhir
Arsip
- Januari 2024
- Desember 2023
- November 2023
- Oktober 2023
- Agustus 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- Maret 2023
- Oktober 2022
- September 2022
- Maret 2022
- Februari 2022
- Juli 2021
- Desember 2020
- Juli 2020
- Juni 2020
- Mei 2020
- Desember 2019
- November 2019
- Agustus 2019
- Juli 2019
- Mei 2019
- April 2019
- Januari 2019
- September 2018
- Agustus 2018
- Juli 2018
- Januari 2018
- November 2017
- Oktober 2017
- September 2017
- Agustus 2017
- Juli 2017
- Juni 2017
- Mei 2017
- April 2017
- Maret 2017
- Desember 2016
- November 2016
- Oktober 2016
- Juli 2016
- Juni 2016
- April 2016
- Januari 2016
- Desember 2015
- September 2015
- Juli 2015
- Mei 2015
- Januari 2015
- Desember 2014
- Agustus 2014
- April 2014
- Maret 2014
- Februari 2014
- Januari 2014
- Desember 2013
- November 2013
- Oktober 2013
- September 2013