Di Tangan Kamu: Satu Bumi untuk Semua
- admin
- Jan, 05, 2024
- Diskusi Anak Muda, Pemuda dan Keadilan Iklim
- Comments Off on Di Tangan Kamu: Satu Bumi untuk Semua
Oleh Rio Ananda
Kesenjangan Pendidikan
Penting untuk menyadari bahwa banyak individu dan masyarakat, khususnya mereka yang berada di situasi rentan atau termarjinalkan, sering kali berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan fisiologi (kebutuhan dasar) dan kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan ini mencakup akses terhadap air bersih, makanan, hunian, dan keamanan personal – yang merupakan persyaratan dasar untuk dapat bertahan hidup.
Dalam keadaan-keadaan semacam itu, bagi mereka pendidikan iklim bukanlah prioritas. Ketika mereka masih disibukkan untuk memenuhi kebutuhan dasar, maka merupakan tantangan bagi mereka untuk bisa fokus pada isu-isu yang lebih luas, bahkan untuk isu-isu penting seperti perubahan iklim. Situasi ini menciptakan kesenjangan pendidikan dan membatasi penyebarluasan pengetahuan iklim kepada mereka yang paling membutuhkannya.
Teori Maslow mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia tersusun dalam sebuah piramid dengan lima lapisan. Kebutuhan fisiologi berada di lapisan dasar dan aktualisasi diri berada di puncak piramid. Hirarki kebutuhan ini bergerak dari kebutuhan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar, bertahan hidup, hingga pada kebutuhan yang lebih tinggi yaitu yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pemenuhan pribadi. Menurut Maslow, seseorang harus memenuhi kebutuhan di tingkat yang lebih rendah dahulu sebelum bergerak maju ke tingkat yang lebih atas.
Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow
- Aktualisasi Diri (keinginan untuk menjadi yang terbaik yang bisa dicapai seseorang)
- Mendapat Penghargaan (penghargaan terhadap diri sendiri, penghargaan dari orang lain, status, pengakuan, kekuatan, kebebasan)
- Cinta dan Kepemilikan (pertemanan, keakraban, keluarga, rasa terhubung)
- Kebutuhan Akan Rasa Aman (keamanan pribadi, pekerjaan, sumber daya, kesehatan, properti)
- Kebutuhan Fisiologi (air, makanan, hunian, tidur, pakaian, reproduksi)
Pendidikan Iklim: Suatu Keharusan untuk Kesejahteraan Sosial
Untuk mengatasi kesenjangan pendidikan ini, maka merupakan keharusan untuk mengakui bahwa pendidikan iklim bukan hanya sekedar isu lingkungan hidup; tetapi ini adalah mengenai kesejahteraan sosial. Pendidikan akan memperlengkapi individu-individu dengan pengetahuan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk beradaptasi dan memitigasi efek-efek krisis iklim. Di tengah-tengah masyarakat marjinal, pendidikan ini sangat penting karena di area-area di mana mereka tinggal sering kali mengalami tantangan-tantangan terkait iklim secara tidak proporsional.
Fridays for Future Indonesia telah memulai inisiatif penting untuk mengatasi dan menekan isu krisis iklim. Dengan menyadari bahwa masyarakat marjinal di Indonesia berpeluang besar untuk menanggung dampak krisis iklim terberat, maka kami melakukan aksi untuk memberikan pengetahuan penting bagi mereka dan kami berharap bisa menjembatani kesenjangan informasi yang ada karena terbatasnya akses terhadap sumber daya di daerah-daerah marjinal tersebut.
“Di Tangan Kamu: Satu Bumi untuk Semua” (In Your Hands: One Earth for All) adalah hal yang lebih dari sekedar tinta pada kertas; ini adalah sebuah janji misi kami untuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Peluncuran buku ini tidak hanya bertujuan untuk membagikan informasi; namun buku ini menandakan suatu langkah transformatif untuk menuju kesejahteraan sosial (harapan kami).
Kami percaya bahwa setiap anak dengan apapun keadaan mereka, harus mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam isu-isu lingkungan hidup. Krisis iklim berdampak pada kita semua, dan hanya melalui aksi bersama dan berbagi pengetahuan maka kita dapat membangun masa depan di mana setiap individu mempunyai kesempatan untuk terus berkembang.
Dengan memberikan pendidikan iklim, kami memberdayakan individu-individu untuk mengambil keputusan yang benar mengenai keselamatan, kesejahteraan dan masa depan masyarakat mereka. Pengetahuan ini menawarkan kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi terhadap upaya-upaya ketangguhan iklim setempat dan mengadvokasi praktik-praktik yang berkelanjutan. Pada intinya pendidikan iklim bisa menjadi batu loncatan untuk memenuhi kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi, seperti yang dijelaskan Teori Maslow.
Membalik Halaman, Mengubah Hidup: Pendidikan Iklim untuk Kesejahteraan Sosial
Komitmen kami untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan telah membawa kami untuk memulai perjalanan penting yang bertujuan untuk menghapuskan kesenjangan pengetahuan mengenai krisis iklim. Di Tangan Kamu: Satu Bumi untuk Semua” merupakan hal yang lebih dari sekedar tinta di atas kertas, ini adalah sebuah janji misi kami untuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Akses terhadap pendidikan merupakan kesempatan langka bagi banyak anak yang hidup di tengah masyarakat yang kurang terlayani. Mereka menghadapi kesulitan-kesulitan yang unik, dan krisis iklim sering kali memperberat tantangan-tantangan itu. Peluncuran buku ini tidak hanya bertujuan untuk membagikan informasi; namun buku ini menandakan suatu langkah transformatif untuk menuju kesejahteraan sosial (harapan kami). Dengan memberikan pendidikan krisis iklim dan konsekuensinya bagi anak-anak, kami menaburkan benih pemahaman dan aksi yang membantu individu-individu muda untuk menjadi advokat untuk masa depan yang bekelanjutan. Kami percaya bahwa setiap anak dengan apapun keadaan mereka, harus mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam isu-isu lingkungan hidup. Krisis iklim berdampak pada kita semua, dan hanya melalui aksi bersama dan berbagi pengetahuan maka kita dapat membangun masa depan di mana setiap individu mempunyai kesempatan untuk terus berkembang.
Untuk membaca buku dapat klik: https://bit.ly/3TKbDh9
Tulisan Terakhir
- Di Tangan Kamu: Satu Bumi untuk Semua
- Diskusi Lingkaran Iklim #2: Upaya Adaptasi Kota di Era Global Boiling – Mendalami Fenomena Iklim dan Metode Adaptasi Iklim di Lingkungan Perkotaan.
- “Hybridity”, Dari Buku Foto hingga Film Dokumenter: Sebuah Presentasi Karya Visual yang Mengulik Isu Lingkungan melalui Beragam Lanskap Rasa
- Diskusi Lingkaran Iklim #1: Memetakan dan Memperkaya Kamus Iklim Kita untuk Diskursus Iklim yang Produktif.
- Konsolidasi Regional Komunitas di Yogyakarta dalam Menyambut Aksi Global Power Up: Transisi Untuk Solusi
Komentar Terakhir
Arsip
- Januari 2024
- Desember 2023
- November 2023
- Oktober 2023
- Agustus 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- Maret 2023
- Oktober 2022
- September 2022
- Maret 2022
- Februari 2022
- Juli 2021
- Desember 2020
- Juli 2020
- Juni 2020
- Mei 2020
- Desember 2019
- November 2019
- Agustus 2019
- Juli 2019
- Mei 2019
- April 2019
- Januari 2019
- September 2018
- Agustus 2018
- Juli 2018
- Januari 2018
- November 2017
- Oktober 2017
- September 2017
- Agustus 2017
- Juli 2017
- Juni 2017
- Mei 2017
- April 2017
- Maret 2017
- Desember 2016
- November 2016
- Oktober 2016
- Juli 2016
- Juni 2016
- April 2016
- Januari 2016
- Desember 2015
- September 2015
- Juli 2015
- Mei 2015
- Januari 2015
- Desember 2014
- Agustus 2014
- April 2014
- Maret 2014
- Februari 2014
- Januari 2014
- Desember 2013
- November 2013
- Oktober 2013
- September 2013